Agathahanny’s Blog

Just another WordPress.com weblog

PENGINDERAAN DAN PERSEPSI

Bab I

PENDAHULUAN

 

I.        Latar Belakang

Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu individu secara langsung menerima stimulus atau rangsang dari luar di samping dari dalam dirinya sendiri. Ia mulai merasa kedinginan, sakit, senang, tidak senang, dan sebagainya.

Individu mengenali dunia luarnya dengan menggunakan alat inderanya. Bagaimana individu dapat mengenali dirinya sendiri maupun keaaan sekitarnya, hal ini berkaitan dengan persepsi (perception). Melalui stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berujud diterimanya stimulus oleh individu melelui alat reseptornya. Namun proses situ tidak berhenti sampai di situ saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga indvidu menyadarai apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, individu mengalami persepsi. Karena itu proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari persepsi. Proses peginderaan akan selalu terjadi setiap saat, pada waktu individu menerima stimulusmelalui alat inderanya, melalui reseptornya. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1965; Woodworth dan Marquis,1957 dalam Bimo Walgito, 1997)

 

II.     Permasalahan

Dari uraian latar belakang di atas, maka muncul permasalahan : Bagaimana hubungan aktivitas penginderaan terhadap persepsi peserta didik dalam proses belajar?

 

III. Tujuan

      Ada pun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat menganalisa hubungan aktivitas penginderaan terhadap persepsi peserta didik dalam proses belajar.

  

Bab II

PEMBAHASAN

 

2.1.      Penginderaan

Definisi penginderaan (sensation) menurut Wundt adalah penangkapan terhadap rangsang-rangsang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil.

Penginderaan meliputi  :

1.    Penglihatan

Alat penglihatan utama adalah mata. Rangsang berupa gelombang cahaya masuk ke dalam bola mata melalui bagian-bagian mata. Prosesnya cahaya masuk ke retina diteruskan berupa impuls menuju ke syaraf (otak) sehingga  objek dapat terlihat. Gangguan pada indera penglihatan menimbulkan kelainan mata sebagai berikut:

1.      Myopia (rabun jauh)

2.      Hypermetropia (rabun dekat)

3.      Presbyopia

4.      Strabismus (mata juling)

5.      Astigmatisme

6.      Hemeralopia (rabun senja)

7.      Colour blind (buta warna)

  1. Pendengaran

Alat pendengaran utama adalah telinga. Rangsang berupa gelombang suara masuk ke dalam telinga melalui bagian-bagian alat pendengaran.Gelombang suara merambat melalui 3 media:

         Udara

         Benda padat/tulang

         Cairan/endolymphe

Bila seseorang tidak dapat mendengar, maka ada kemungkinan kerusakan pada pusat pendengaran yang menyebabkan gangguan fungsi intelek atau pada salah satu alat tempat berjalannya/penerus rangsang (conductive deafness) yang tidak ada hubungannya dengan fungsi intelek.

  1. Pengecap

Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah (lingua) dan rongga mulut (cavumroris). Prosesnya adalah larutan/cairan diterima lidah masuk ke rongga mulut diteruskan nervus ke-9 menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak). Reseptor pada lidah ada 4 jenis penerima rangsang, yaitu : rasa manis, pahit, asin dan asam.

  1. Pembau

Alat pembau utama adalah hidung.  Rangsang berupa hawa/udara/bau melalui udara menuju ke reseptor yang ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau diterima oleh rongga hidung diteruskan oleh nervus ke-1 (saraf pembau) menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit otak).
5.    Perabaan

Alat perabaan utama adalah kulit. Rangsang yang diterima tubuh manusia dapat berupa rangsang : mekanis, thermis, chemis, elektris, suara, cahaya. Perabaan adalah ransang mekanis ringan pada bagian permukaan tubuh, khususnya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir,dll. Reseptornya adalah corpuscula meissner dan corpuscula pacini.

 

2.2.      Persepsi

Definisi persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi menurut Davidoff dalam Walgito (1997) : stimulus yang diindera oleh individu diorganisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu sadar, mengerti tentang apa yang diindera.

Individu dapat mengadakan persepsi, jika:
1. Adanya objek
2. Adanya alat indera (reseptor)
3. Ada perhatian

Dalam proses persepsi sendiri terdiri dari :
1. Proses kealaman (fisik)
2. Proses fisiologis
3. Proses psikologis

2.2.1.   Perhatian

Perhatian adalah pemusatan/konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada sesuatu atau sekumpulan objek. Menurut Drever dalam Walgito (1997), perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus. Sedangkan menurut Harriman dalam Walgito (1997), perhatian dan kesadaran mempunyai korelasi positif.

Berdasarkan cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu : perhatian spontan dan tidak spontan. Berdasarkan banyaknya objek, perhatian digolongkan menjadi perhatian sempit (terpusat) dan perhatian luas (terbagi-bagi). Sedangkan berdasarkan fluktuasinya, perhatian dibagi menjadi perhatian statis dan dinamis.

2.2.2.   Stimulus

Objek menimbulkan stimulus/rangsang pada alat indera manusia. Tetapi tidak semua stimulus dapat disadari oleh individu. Stimulus harus cukup kuat agar dapat dipersepsi atau disadari manusia. Batas minimal kekuatan stimulus agar dapat menimbulkan kesadaran individu disebut ambang stimulus (Townsend, 1953). Untuk menentukan ambang stimulus pada umumnya digunakan methods of limits.

Agar stimulus dapat menarik perhatian individu sehingga ada kemungkinan dipersepsi harus dikaitkan dengan faktor:
1. Intensitas/kekuatan stimulus
2. Ukuran stimulus
3. Perubahan stimulus
4. Ulangan stimulus
5. Pertentangan/kontras stimulus

Kadang ditemui kesulitan dalam membedakan stimulus dengan latar belakangnya  atau istilahnya disebut berayunnyaperhatian (osilasi). Seperti pada gambar-gambar ambigu Rubin dan Schroder.

 

 

2.2.3.   Faktor Individu

Dalam proses pengamatan ada 2 faktor, yaitu : faktor eksternal berupa stimulus dan faktor internal berupa faktor individu. Penyeleksian stimulus oleh individu tergantung keadaan individu saat itu. Keadaan individu pada suatu waktu ditentukan oleh:

  1. Sifat struktural individu (permanen)
  2. Sifat temporer individu
  3. Aktivitas yang sedang berjalan

2.2.4.   Illusi

Ilusi adalah kesalahan individu dalam memberikan interpretasi atau arti pada stimulus yang diterimanya. Ilusi bukanlah merupakan kelainan dalam kehidupan kejiwaan seseorang. Hal ini berlainan dengan halusinasi yang merupakan kelainan dalam kejiwaan seseorang.

Faktor penyebab ilusi :

  1. Faktor kealaman

Ilusi yang terjadi karena faktor alam, misalnya gema, ilusi kaca.

  1. Faktor stimulus

Adanya stimulus yang ambigu dan stimulus yang tidak dianalisis lanjut.

  1. Faktor individu

Disebabkan karena adanya kebiasaan dan dapat juga karena adanya kesiapan psikologis dari individu                                                  

 

2.3.      Hubungan penginderaan terhadap persepsi peserta didik.

Dalam proses belajar pasti ada objek yang akan dipelajari. Objek yang akan dipelajari harus dapat diindera dengan baik oleh alat indera peserta didik. Sehingga peserta didik dapat menyadari atau mempersepsi objek belajar tersebut. Tetapi berhasil/tidaknya persepsi, tidak hanya ditentukan oleh alat indera. Melainkan juga faktor lain seperti kesiapan peserta didik dalam menerima stimulus, kekuatan stimulus, atau faktor individu. Jika peserta didik dapat mempersepsi objek yang dipelajari dengan benar maka tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah kita dapat menganalisis aktivitas penginderaan terhadap persepsi peserta didik, diharapkan pendidik mampu membantu atau mengatasi kesulitan peserta didik dalam belajar. Contohnya, jika peserta didik mengalami gangguan penginderaan misalnya penglihatan (miopi), maka pendidik bisa memindahkan peserta didik ke depan kelas agar peserta didik itu dapat mengindera dengan baik. Sedangkan jika peserta didik mengalami kesulitan belajar dikarenakan faktor perhatian/kesiapan, maka pendidik perlu menerapkan teknik apersepsi yang menarik perhatian siswa bisa dengan media yang penuh warna, ritme suara yang menarik minat siswa.

Bab III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

 

3.1.      Kesimpulan

            Setelah membahas masalah di atas, maka kami menyimpulkan sebagai berikut :

  1. Penginderaan yang baik, besar kemungkinan akan menimbulkan persepsi yang benar.
  2. Persepsi yang benar tidak hanya dipengaruhi oleh penginderaan yang baik, tetapi juga dipengaruhi faktor lain seperti kesiapan, stimulus dan faktor individu.
  3. Gangguan penginderaan akan mengganggu peserta didik dalam mempersepsi sehingga akan menghambat proses belajar.
  4. Keberhasilan proses belajar sangat ditentukan oleh penginderaan dan persepsi yang benar.
  5. Analisis aktivitas penginderaan dan persepsi peserta didik dalam proses belajar penting bagi seorang pendidik.

3.2.      Saran

            Dari uraian di atas, kami menyarankan :

  1. Pendidik diharapkan mampu menganalisis aktivitas penginderaan dan persepsi peserta didik agar dapat membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
  2. Diharapkan pendidik bisa menemukan metode-metode yang inovatif agar peserta didik dapat mempersepsi dengan benar.  

DAFTAR PUSTAKA

 

 

            Dirgagunarsa, Singgih. 1975. Pengantar Psikologi. Jakarta : Mutiara.

            Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset.

            http://id.wikipedia.org/wiki/Ilusi_optis.

November 28, 2008 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

KAWASAN DAN BIDANG GARAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

            Dalam definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) tahun 1994 menyatakan teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan serta penilaian  proses dan sumber untuk belajar. Dari komponen-komponen definisi tersebut memberikan penjelasan dan gambaran tentang apa yang diperbuat dan dipelajari oleh tenaga profesi dalam bidang teknologi pendidikan.

A. Peran Kawasan

Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian adalah 5 kawasan teknologi pendidikan yang harus dikembangkan untuk mengidentifikasi hubungan timbal balik dari teori dan praktik pembelajaran serta penelitian yang dilakukan untuk melihat kebenaran teori yang ada. Prof. Yusufhadi Miarso dalam bukunya ”Menyemai Benih” tahun 2007, membagi kawasan bidang garapan teknologi pendidikan menjadi 6 bagian yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian.

Ronald L. Jacobs (1988) juga mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja manusia yang mencakup teori dan praktik, dan mengidentifikasi tugas-tugas para praktisi. Berdasarkan kawasan yang diajukan Jacobs, terdapat 3 fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan sistem kinerja dan komponen sistem kerja manusia yang menjadi landasan konseptual untuk melakukan fungsi lain.

B. Hubungan Antar Kawasan

            Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Hubungan antar kawasan ini bersifat sinergik, saling melengkapi terlihat pada gambar berikut ini :

 

            Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai :

·              Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar.

·              Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu lainnya.

·              Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.

·              Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan.

·              Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian kawasan pendidikan.

 C. Deskripsi Kawasan

            Untuk melihat keterkaitan antara teori, praktek dan penelitian berikut akan diuraikan setiap kawasan teknologi pendidikan. Dalam makalah ini, hanya akan dibahas 2 kawasan teknologi pendidikan, yaitu kawasan perancangan dan kawasan pengembangan.

I. Kawasan Desain/Perancangan

            Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran. Demikian juga Gagne dan Briggs pada tahun 1960an telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep pembelajaran menjadi hidup.

            Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat mikro seperti program dan kurukulum; dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul.

            Kawasan desain meliputi studi mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran, dan karakteristik pemelajar.

·              Desain Sistem Pembelajaran (DSP)

Adalah prosedur teroganisasi yang meliputi langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana, penganalisaan adalah proses perumusasn apa yang akan dipelajari; perancangan adalah proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya; pengembangan, adalah proses penulisan dan pembuatan bahan pembelajaran; pengaplikasian adalah pemanfaatan bahan dan stategi pembelajaran; dan penilaian adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran. Semua proses ini harus tuntas agar dapat berfungsi sebagai alat kontrol.

·              Desain Pesan

Meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan (Grabowski, 1991) yang mengandung prinsip perhatian, persepsi dan daya serap agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Menurut Flemming dan Levi (1993), pesan dibatasi sebagai pola isyarat/simbol yang memodifikasi perilaku kognitif, psikomotorik dan afektif. Karakteristik desain harus spesifik terhadap medianya dan tugas belajarnya.

·              Strategi Pembelajaran

Adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar seperti belajar induktif serta komponen proses belajar mengajar seperti motivasi dan elaborasi (Reigeluth, 1978). Lingkup strategi pembelajaran menggunakan penelitian motivasi untuk menentukan desain komponen pembelajaran. Reigeluth (1983 dalam Seels dan Richey (1994) membagi strategi pembelajaran menjadi 2 variabel strategi :

1.      Variabel strategi mikro: mengorganisasikan pembelajaran dalam suatu gagasan tnggal seperti definisi, contoh, latihan dan bentuk sajian lain.

2.      Variabel strategi makro: mengorganisasikan pembelajaran yang berhubungan dengan lebih dari satu gagasan, seperti mengurutkan, membuat sintesis, membuat ringkasan gagasan yang diajarkan.

·              Karakteristik Pemelajar

Adalah segi-segi latar belakang pemelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Lingkup strategi pembelajaran menggunakan penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel yang harus diperhitungkan dan bagaimana caranya hal tersebut dapat diperhitungkan. Oleh sebab itu, karakteristik pemelajar mempengaruhi komponen belajar yang diteliti dalam lingkup strategi pembelajaran. Karakteristik pemelajar tidak hanya berinteraksi dengan strategi pembelajaran juga dengan situasi atau  konteks dan isi (Bloom, 1976).

2. Kawasan Pengembangan

            Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Diawali dengan perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran non proyeksi sampai munculnya media film yang merupakan tonggak perkembangan era audiovisual ke era teknologi pembelajaran modern.

            Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori dan manifestasi fisik dari teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran.

Kawasan pengembangan diorganisasikan dalam 4 kategori : teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.

·              Teknologi Cetak

Adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku dan bahan visual, terutama melalui proses mekanis dan fotografis. Teknologi ini adalah dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk cetakan, inilah yang merupakan teknologi cetak. Berikut karakteristik dari teknologi cetak/visual :

1.      Teks dibaca secara linier, sedang visual direkam menurut ruang.

2.      Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah.

3.      Keduanya berbentuk visual statis.

4.      Pengembangannya sangat bergantung pada prinsip linguistik dan persepsi visual.

5.      Keduanya berpusat pada pemelajar.

6.      Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.

·              Teknologi Audiovisual

Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio (melalui pendengaran) dan visual (melalui penglihatan). Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran suara dan penayangan visual yang berukuran besar seperti film, film bingkai dan transparansi. Televisi merupakan teknologi unik yang menjembatani teknologi audiovisual ke teknologi komputer dan terpadu. Karakteristik teknologi audiovisual sebagai berikut:

1.      Bersifat linier.

2.      Menampilkan visual yang dinamis.

3.      Digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembangnya.

4.      Cenderung berupa bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.

5.      Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif.

6.      Sering berpusat pada guru, kurang interaktif dengan pemelajar.

·              Teknologi Berbasis Komputer

Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini berbeda dengan teknologi lain karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital bukan sebagai bahan cetak/visual dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor. Beberapa jenis aplikasi komputer biasanya disebut Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Instruction (CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI). Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial, dimana pembelajaran utama diberikan: latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan pemelajar mengakses sendiri. Teknologi komputer baik perangkat lunak maupun keras memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.      Digunakan secara acak disamping secara linier.

2.      Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang desainer/pengembang.

3.      Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan grafis.

4.      Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.

·              Teknologi Terpadu

Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Komponen perangkat keras dari sistem terpadu dapat terdiri dari komputer dengan memori besar yang dapat mengakses secara acak, memiliki internal hard drive, dan sebuah monitor beresolusi tinggi. Peralatan pelengkapnya mencakup alat pemutar video, alat penayangan tambahan, perangkat keras jaringan (networking), dan sistem audio. Sedang perangkat lunaknya berupa disket video, compact disk, program jaringan, serta informasi digital. Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook. Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1.      Digunakan secara acak disamping secara linier.

2.      Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang desainer/pengembang.

3.      Gagasan diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar, relevan dengan kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar.

4.      Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi.

5.      Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran.

6.      Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengethauan terbentuk pada saat digunakan.

7.      Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber.

 

            

DAFTAR PUSTAKA

Barbara B. Seels & Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran, Unit Penerbitan Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 1994

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Prenada Media Group, Jakarta, 2004

November 28, 2008 Posted by | Uncategorized | 1 Komentar